Review Kuliah


PERTEMUAN 11 (23 Mei 2011)

“PENYUSUNAN REKOMENDASI”
Penyusunan suatu rekomendasi, harus didasarkan pada permasalahan yang sebenarnya yang ada di wilayah studi, bukan hanya sebuah gejala. Kemudian, masalah-masalah tersebut sebaiknya distrukturkan terlebih dahulu dan di identifikasi keterkaitan dan hubungannya dengan permasalahan lainnya dengan menggunakan metode “pohon masalah”. Permasalahan utama di suatu wilayah biasanya terkait dengan aktivitas ekonomi dan perkembangan kotanya.Kemudian, untuk mengidentifikasi permasalahan utama tersebut hendaknya diperhatikan hubungannya dengan sarana-prasarana, SDM dan kelembagaan, dan aspek lainnya.
Pemberian rekomendasi terhadap permasalahan yang ada harus merupakan arahan yang memberikan pemecahan masalah untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang. Sebagai contoh, permasalahan yang ada di sebuah wilayah adalah kelaparan, maka pemecahannya bukan memberikan makanan,tetapi memberikan pelatihan-pelatihan kepada para masyarakat agar mereka dapat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“PRESENTASI PERMASALAHAN”
ð  Logical framework : Tidak ada tujuan, di dalam logical framework hanya ada masukkan, proses, keluaran, dan dampak.
ð  Rekomendasi : Harus memperhatikan waktu jangka panjang, tidak hanya memberikan pemecahan terhadap permasalahan untuk saat ini, tapi untuk masa yang akan datang.


REVIEW KULIAH HARI SENIN 9 MEI 2011

Pada kuliah hari ini dibimbing oleh Pak Holy, meteri yang diajarkan adalah struktur masalah. Dalam penstrukturan masalah dapat menggunakan teknik analisis masalah dengan pohon masalah. Analisis ini sangat bermanfaat sehingga dapat di identifikasi akar-akar masalah atau sebab apa saja yang dapat digaji sehingga muncul beberapa akibat. Setelah semua akar masalah sudah dibahas secara mendalam akan ditemukan masalah utama. Masalah –masalah yang muncul diprioritaskan supaya yang paling penting dapat diatasi terlebih dahulu. Berikut ini merupakan tahapan kegiatan struktur masalah:

1.       Identifikasi berbagai masalah yang ada.

2.       Petakan permasalahan yang ada berdasarkan prinsip “ sebab akibat”

3.       Perhatikan lingkup wilayah , lingkup materi, konteks dan fokus kajian.

4.       Tentukan permasalahan utama yang bersifat strategis.

5.       Rumuskan permasalahan sebagai akibat, serta berbagai permasalahan sebagai penyebab atau akar permasalahan.

6.       Mengelompokkan sebab-sebab tersebut.

7.       Mengidentifikasikan tingkat penyebab

8.       Menentukan tujuan dan harapan

9.       Memprioritaskan penyebab yang paling mendesak

Memprioritaskan harapan yang paling efektif , mudah dan realistis untuk dicapai.


Menyampaikan Suatu Fakta
Senin, 2 Mei 2011
Kuliah yang lalu, kami diajarkan untuk mendeskripiskan masalah yaitu dengan metode ORIK (fakta Objektif, Refleksi, Interpretasi analisis, dan Keputusan). Dalam menyampakan sesuatu keadaan, kita dituntut untuk menampilkan sesuatu yang menarik sehingga audiens tertarik untuk mendengarkan dan memperhatikan. "Cerita" yang kita paparkan haruslah berbeda dari keadaan biasa. Atau bisa juga sesuatu yang biasa saja, namun disampaikan dengan cara yang menarik.

sistematika penulisan ORIK adalah sebagai berikut:
  1. Fakta (Objektif), memamparkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan yang merupakan sesuatu yang menarik. Pemaparan bisa diperjelas dengan foto, peta, atau objek tertentu lainnya.
  2. Refleksi, menceritakan perasaan kita tentang fakta yang ditangkap seperti setuju/tidak setuju, unik, bagaimana kesan kita, dll
  3. Interpretasi, melakukan analisis fakta yang kita ketahui dengan membandingkannya antara kondisi eksisting dengan kondisi ideal. Bisa juga disesuaikan dengan standar yang ada. 
  4. Keputusan, sesuai dengan diskusi dan brainstorming yang dilakukan kelompok keputusan apa yang diambil untuk dijadikan rumusan. Karena suatu kondisi pasti memiliki masalah di bidang yang berbeda-beda dan kita tidak mungkin membahas secara detail semua masalah tersebut. oleh sebab itu, perlu dicari keputusan bidang apa yang menarik untuk dikaji misal aspek fisik, ekonomi, sosial, atau kelembagaan
Kuliah Ketiga
Kamis, 17 Maret 2011

Kuliah hari ini adalah kuliah dosen tamu dari Pemerintah Kabupaten Jepara yaitu dari Bappeda Kab.Jepara. Wakil dari Bappeda Kab.Jepara adalah Bapak Azhar sebagai Kepala bidang pengembangan wilayah Bappeda dan Mas Aqiudin sebagai Staf Prasarana Pengebangan Wilayah Bappeda. Mereka memberikan pengarahan tentang gambaran umum Kabupaten Jepara sebagai manfaat tahap survey di Kabupaten Jepara nantinya. Berikut adalah gambaran umum wilayah Kabupaten Jepara :

1. Letak geografis
Batas utara : Laut Jawa
Batas barat : Laut Jawa
Batas timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati
Batas selatan : Kabupaten Demak
Kabupaten Jepara termasuk dalam pengembangan wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati) yang tidak dilalui jalur regional pantura. 

2. Kondisi wilayah
Memiliki ketinggian 0-1.301 mdpl dengan tingkat kelerengan 0-40%, letak tertinggi adalah pada Gunung Muria. Kabupaten Jepara memiliki wilayah kepulauan yaitu Pulau Karimunjawa. Memiliki panjang pantai yaitu 82,73 KM. Kabupaten Jepara memiliki 29 pulau dan yang dihuni hanya 5 pulau saja. Memiliki lapangan terbang Dewandaru sebagai pendukung transportasi.

3. Penduduk
Kepadatan penduduk tertinggi adalah pada Kecamatan Jepara, Kecamatan Tahunan, dan Kecamatan Welahan.

4. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan tertinggi adalah pada lahan pertanian yaitu sawah tegalan

5. Potensi
Sebagian wilayahnya relative datar, memiliki potensi mata air dan bidang pertambangan penggalian. Potensi prasarana dan sarananya adalah keberadaan PLTU, jalur regional dan bandara Dewandaru. Potensi industry berupa World Carving Centre yaitu industry mebel ukir yang memiliki hak paten. Selain itu juga ada kawasan industry Multiharjo. Kemudian yang terpenting adalah potensi pariwisata yaitu Pantai Kartini, Pantai Bandengan, Pulau Karimunjawa, Makam Sunan Mantingan, Museum Kartini, Benteng Portugis, dll.

6. Kawasan perkotaan
Kawasan perkotaan diartikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, yaitu permukiman, kegiatan ekonomi, dll. Kawasan yang bercirikan perkotaan umumnya dipengaruhi oleh jalur Jepara – Kudus, Jepara – Pati sebagai jalur regional

7. Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jepara menunjukkan tren positif

8. Tenaga kerja
Tenaga kerja terbanyak terserap oleh industry pengolahan, perdagangan, pertanian, dan jasa

9. Kebijakan pengembangan perekonomian
Dilakukan melalui program aksi dan program pelayanan public. Program aksi dilaksanakan oleh pelaku usaha seperti usaha meningkatkan daya saing, meningkatkan kualitas, focus pada produk, dll. Sedangkan program pelayanan public seperti memperbaiki infrastruktur penunjang, one stop service, peningkatan kemampuan SDM, dll

Setelah dijelaskan mengenai gambaran wilayah maka mahasiswa diperkenankan untuk memberikan pertanyaan mengenai Kabupaten Jepara. Mayoritas pertanyaan adalah mengenai keadaan potensi dan masalah desa masing-masing kelompok.


Kuliah Kedua
Jumat, 5 maret 2011



Hari jumat jam 7.50 dimulainya kuliah studio. Studio kali ini berisi tentang penjelasan materi oleh ibu artininggsih. Berbeda dengan hari jumat yang bersama bu mada. Materi hari ini ber temakan “PROSES PERENCANAAN”. Proses perencanaan pada dasarnya sama untuk semua jenis perencanaan dari corporate planning sampai pada nasional. Dalam proses perencanaan suatu masalah di selesaikan dengan penyelesaian yang berbeda-beda karena setiap masalah tidak lah sama contohnya banjir yagn terjadi di semarang tidak bisa disamakan banjir yang ada di jakarta. Penyelesaian ini disebut dengan model perencanaan yang ideal.  Membuat perumusan tujuan kemudian membuat sasarannya lalu perencanaan implementasi dan inmplementasi dalam perencanaan implementasi kita memilih resiko yang kecil dan dibandingan setelah itu baru di evaluasi dan dilakukan secara berkelanjutan. Kita membutuhkan data dan analisis sebagai pendukung  tahapan proses. Tahapan proses merupakan siklus yang terus menurus ddan tujuannya dirumuskan kembali dan sasaran dipertimbangkan kembali.
Untuk merencanakan suatu daerah memerlukan ahlinya oleh planner, jika bukan dari ahlinya maka akan ada berbedanya sustansi. Proses perencanaan ada dua tahapan yaitu proses dan hasil efektif perencanaan dan proses dan hasil substansi perencanaan.  Proses dan hasil efektif perencanaan proses merupakan perbaikan pengetahuan tentang proses pengembangan dan efek kebijakan melalui analisis kebijakan. Proses dan hasil substansi perencanaan adalah pengembagan pengujian dan perbaikan teori tentang hakikat masalah dan metoda. Pada dasarnya substansi sebagai dasar harus ditambahkannya issue. Aktivitas dalam proses perencanaan terdapat dua yaitu positif yang menuju objektivitas dan hasilnya menjadi prediksi dan normatif menuju subyektifitas yang hasilnya prespektif.
Pada akhir pelajaran kita diberikan tugas untuk membuat mental map kota jepara. Mental map untuk mempermudah kita ke daerah jepara. Di dalam mental map berisi landmark, aksesbilitasnya,  batas-batas daerahnya, dan lain lain. Karena ini banyak anak yang masuknya terlambat. Untuk studio selanjutnya tidak dizinkan lagi untuk masuk oleh bu arti. Yaa kalo ada yang mau telat mending balik aja ke kos lanjutin mimpi. 
  
Kuliah Pertama 
4 Maret 2010

Kuliah ini berisi tentang review proses perencanaan  yang pernah diajarkan di semester 3.
sebelum perkuliahan dimulai dibagi dahulu materi pembahasan tiap kelompok. Ada 7 materi pembahasan yaitu
  1. perencanaan, proses perencanaan, siklus proses perencanaan
  2. Masalah, issue, how to find and define
  3. Strukturkan masalah, hubungan sebab akibat
  4. SWOT, bagaimana kegunaan, cara kerja, konteks proper
  5. Logical framework, bagaimana kegunaan, cara kerja
  6. Strategi partisipatif
  7. Comprehensif Incremental.
Setelah berdiskusi, semua kelompok mempresentasikan materi yang dibahas. Banyak kelompok yang lupa-lupa ingat tentang pembahasan ini. Namun, masih teringat beberapa poin penting. Ibu Artiningsih kemudian menjelaskan apa saja yang kurang dari tiap kelompok untuk kemudian diperbaiki dan disempurnakan. 

berikut poin-poin penting dari beberapa pembahasan:
  • Masalah adalah selisih antara kenyataan dengan kondisi ideal sedangkan issue adalah masalah yang dipertimbangkan. Dalam menemukan issue, ada berbagai pertimbangan seperti dampak, literatur, dan hal-hal lain yang memiliki pertimbangan paling besar.
  • SWOT , mempunyai kelemahan hanya untuk melihat kulit luarnya saja, dan kurang mendetail.
  • Strategis merupakan pertemuan bottom up dan top down , harus ada target masa depan yang akan dicapai dan ada prioritasnya. sedangkan partisipatif, merupakan kolaborasi antar masyarakat, organisasi, swasta, pemerintah (stakeholder) yang berkerjasama untuk menghasilkan kesepakatan.