Profil Jepara

Kabupaten Jepara

Jepara adalah salah satu Kabupaten yang menjadi wilayah studi untuk tugas mata kuliah Studio Proses Perencanaan kami saat ini. Berikut kondisi umum wilayah Kabupaten Jepara.


Sejarah


Nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang
kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618- 906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tiong-hoa bernama Yi-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa, dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Sima atau Ratu Shima yang dikenal sangat tegas dan keras dalam memimpin rakyatnya.


Keadaan Geografis
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten yang terletak di jalur pantai utara provinsi Jawa Tengah. Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada 5°43`20,67” sampai 6°47` 25,83” Lintang Selatan dan 110°9` 48,02” sampai 110°58`37,40” Bujur Timur. Sebelah Barat dan Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Pati dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak. Jarak terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km. Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m sampai dengan 1.301 m. Kabupaten ini terdiri dari 16 kecamatan meliputi Kecamatan Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, dan Karimunjawa. Kabupaten dengan 16 kecamatan ini memiliki luas 1.004.132 km2. Kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Keling dan kecamatan terkecil adalah kecamatan Kalinyamatan. Kecamatan Jepara merupakan ibu kota kabupaten Jepara yang memiliki luas 24.667 km2 atau setara dengan 2,46% dari luas keseluruhan kabupaten Jepara.



Peta Administratif Kabupaten Jepara

Pemerintahan
Kabupaten Jepara adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terbagi atas 16 Kecamatan, 183 desa dan 11 Kelurahan serta 1.041 RW dan 4.647 RT. Kecamatan yang memiliki jumlah kelutahan paling banyak adalah Kecamatan Mayong dan Kecamatan Kedung. Menurut klasifikasinya baik kelurahan maupun desa di Kabupaten Jepara termasuk swasembada. Kabupaten Jepara dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati. Keanggotaan legislative yang ada di Kabupaten Jepara terdiri dari 50 orang anggota DPRD yang terbagi dalam beberapa Komisi antara lain, Komisi A 11 orang, Komisi B 11 orang, Komisi C 12 orang dan Komisi D 12 orang. Dalam pemerintahannya anggota DPRD banyak mengeluarkan keputusan sebanyak 113 keputusan.


Kependudukan dan tenaga kerja
Penduduk di Kabupaten Jepara pada tahun 2009 tercatat sebanyak 1.107.973 jiwa yang terdiri dari 557.576 jiwa laki-laki dan 550.397 jiwa perempuan. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan sedangkan penduduk dengan jumlah paling kecil terdapat di Kecamatan Karimunjawa. Penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Jepara sebesar 3.136 jiwa per km2. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Jepara mayoritas berasal dari sektor pertanian dan sektor kelautan. Selain itu, Kabupaten Jepara juga sudah sangat terkenal akan industri kerajinan ukiran kayu. Sektor industri memiliki persentase sebesar 41,34% dari total PDRB Kabupaten Jepara pada tahun 2009. Mata pencaharian yang terkenal di jepara yaitu ukiran kayu maka jepara sangat terkenal sebagai kota ukir, karena banyak sentra kerajinan ukiran kayu keterkenalannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain kerajinan ukir juga ada yang usaha pertanian. Pekerjan ini juga banyak yang dilakukan oleh masyarakat jepara. Dapat diperkirakan kira-kira setiap tumah petani memiliki sawah seluas 0,6111 hektar. 


Ukiran khas Jepara yang menjadi potensi industri

Infrastruktur dan Akses di Kabupaten Jepara

Panjang jalan kabupaten tercatat sepanjang 729,305 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, sebagian besar (88,37 persen) yaitu sepanjang 644,462 km dalam keadaan baik, sedangkan 54,351 km dalam kondisi sedang dan sisanya (30,492 km) rusak. Di Kabupaten Jepara juga terdapat jalan propinsi sepanjang 77,04 km. Jembatan sebagai sarana penunjang transportasi, pada tahun 2009 terdapat sebanyak 368 buah dengan rincian 206 buah dikuasai oleh DPU Kabupaten Jepara, dari 162 buah dikuasai DPU Bina Marga Propinsi Jawa Tengah. Selain itu kegiatan seperti pembangunan fisik konstruksi berupa gedung, jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, irigasi, air, telepon sedang berlangsung. 

Selain akses darat, akses dari laut juga merupakan salah satu pintu masuk menuju Kabupaten Jepara. Untuk akses laut ini, terdapat dua buah pelabuhan yaitu Pelabuhan Jepara yang terletak di Pulau Jawa dengan 1 dermaga dan Pelabuhan Karimunjawa di Kepulauan Karimunjawa dengan 3 dermaga untuk berlabuh. 
Untuk akses udara, di Kabupaten Jepara terdapat sebuah bandara berskala lokal yang hanya melayani rute ke Kepulauan Karimunjawa. Bandara ini bernama Bandara Dewandaru yang memiliki lintasan sepanjang 750 meter dengan lebar 23 meter. Namun bandara ini hanya mampu dilalui oleh pesawat kecil jenis C-212. Adanya bandara di Kepulauan Karimunjawa ini bertujuan untuk memudahkan pengiriman logistik jika terjadi cuaca buruk dan jalur laut tidak dapat dilewati.


Sosial budaya
Kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Jepara dapat dikatakan unik, sebab tatanan sosialnya tidak hanya terdiri dari masyarakat pada umumnya seperti petani dan nelayan tetapi juga didominasi oleh para perajin dan pengusaha mebel ukir. Dinamika kehidupan para perajin mebel yang sangat tekun dan semangat ini menjadikan tradisi ukir di Jepara maju dan berkembang pesat sehingga banyak menyerap tenaga kerja. 
Budaya merantau juga menjadi tradisi para perajin, sehingga akan banyak dijumpai para perajin mebel asal Jepara yang membuat usahanya di berbagai daerah di Indonesia. Melalui usaha mebel ukir ini menjadikan kondisi sosial ekonomi, mobilitas penduduk Jepara yang sangat tinggi dan makmur. Oleh karena itu pemerintah melakukan upaya-upaya peningkatan sarana dan prasarana sebagai penunjang bisnis unggulan daerah ini. 
Sedangkan bicara mengenai budaya kota Jepara masih melekat erat unsur adat-istiadat Jawa, dimana penggunaan bahasa Jawa serta tradisi-tradisi masyarakat Jawa masih dilestarikan di wilayah ini. Tradisi- tradisi nenek moyang yang masih bertahan antara lain: tradisi sedekah bumi, sedekah laut (bagi yang wilayahnya relatif dekat dengan pantai utara Jawa), sesajen untuk upacara adat, mitoni, menggunakan gemblong/ ketan untuk syarat pinangan, metang puluh, nyatus, nyewu, dan lain sebagainya. Budaya khas yang unik dari kota ini adalah tradisi tahunan perang obor, pesta lomban serta Jembul Tulakan. Pemerintah kota Jepara juga selalu menjaga adat dan melestarikannya melalui gelar pentas kethoprak, pameran karya ukir hingga event-event tahunan lomba mengukir. 


Pariwisata
Kabupaten jepara memilki beberapa tempat pariwisata yang cukup banyak diminati oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Pariwisata ini dapat  memberikan ontribusi dalam pembangungan ekonomi Kabupaten Jepara. Beberapa  pariwisata yag terdapat di kabupaten Jepara adalah : 


    • Makam dan Masjid Mantingan > Makam dan Masjid Mantingan terletak 5 km arah selatan dari pusat kota Jepara, yaitu di desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Berdasarkan Jepara Dalam Angka 2010, pariwisata ini memiliki jumlah pengunjung tertinggi di antara pariwisata lainnya yang ada. Masjid dan makam tersebut menyimpan Peninggalan Kuno Islam. Makam Mantingan ini ramai dikunjungi  karena terdapat perayaan “khool”  untuk memperingati wafatnya Sunan Mantingan .


      Makam Sunan Mantingan
      • Pantai Kartini > Pantai Kartini terletak di Kelurahan Bulu, Kecamatan Jepara. Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek wisata Taman laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 5 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam). Selain itu Pantai Kartini tidak bisa lepas dari suatu event tradisional yang disebut “LOMBAN”. Event ini merupakan event budaya milik masyarakat Kabupaten Jepara yang berlangsung selama 1 hari tepatnya pada tanggal 8 Syawal atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.


        Patung Kura-kura besar yang terdapat di Pantai Kartini



        • Kepulauan Karimun Jawa > Kepulauan Karimun Jawa sebagai Taman Nasional Laut yang berlokasi sekitar 45 mil arah barat laut kota Jepara.Kepulauan Karmun jawa ini memilki keindahan alam yang indah dan relatif masih murni. Pariwisata ini didukung dengan banyaknya fasilitas, seperti diving, snorking, memancing, dan masih banyak lagi.



        Salah satu keindahan Pulau Karimunjawa