Minggu, 15 Mei 2011

Fakta dan Masalah Desa Mantingan




Pada kuliah tanggal 6 Mei 2011 kemarin, kami diajarkan oleh Pak Holi menampilkan presentasi tentang kondisi wilayah pasca survey beserta masalah dan harapannya. Kami dari kelompok 2 memiliki wilayah studi amatan di Desa Mantinga, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Presentasi yang dipaparkan harus juga disesuaikan dengan prinsip ORIK seperti yang sudah dijelaskan pada review kuliah. Berikut adalah rangkuman dari pemaparan kami pasca survey lapangan:


  • Pariwisata, pada tahun 2006 sebanyak  42% wisatawan dari total wisatawan yang tercatat mengunjungi Jepara, berwisata ke Desa Mantingan. Sedangkan pada tahun 2010 menjadi 36%. Padahal terdapat 10 objek pariwisata yang memiliki persentasi kontribusi masing-masing. Dari fakta ini dapat kita lihat bahwa kontribusi kedatangan wisatawan yang diberikan Mantingan terhadap Jepara cukup besar dibanding objek wisata lain. Bahkan selalu menempati urutan tertinggi. Namun, potensi yang sangat bagus ini kurang dimanfaatkan penduduk sekitar dengan baik. Dari kuesioner yang kami sebar, hanya 17% dari 30 koresponden menyatakan bahwa pariwisata Masjid dan Makam Sultan Hadlirin sebagai potensi desa. Dari amatan kami juga tidak ada usaha-usaha pendukung yang dimanfaatkan dari pariwisata ini misal penjualan souvenir, alat-alat sholat, dll.


  • Industri ukir-ukiran meubel, Desa Mantingan merupakan tempat asal-muasal ukiran Jepara berasal. Ukiran itu pada awalnya merupakan hadiah dari saudagar Cina kepada Ratu Kalinyamat yang telah wafat. Beliau mengukir ukiran corak Cina di makam Ratu Kalinyamat. Model ukiran tersebut kemudian dikembangkan masyarakat dan lambat laun berakulturasi dengan corak jawa sehingga lahirlah ukiran jepara. Indusri ukiran meubel ini merupakan potensi ekonomi utama Desa Mantingan. Hampir di setiap sudut desa, para penduduk bermata pencaharian sebagai pengrajin meubel. Akan tetapi, kini industri meubel tersebut mulai terkena titik jenuh. Modal yang besar, harga kayu yang semakin mahal, dan persaingan ketat adalah penyebabnya. Akibat terlalu bergantung pada industri meubel, kini beberapa penduduk mulai mencari alternatif pekerjaan yang lain yang lebih "aman"


  • Aktivitas Perkotaan, Jalan Sultan Hadlirin cukup ramai pada siang hari. Berdasarkan hasil traffic counting kami, semakin siang kendaraan yang melintas justru semakin banyak. Pada malam hari Desa Mantingan terlihat cukup sepi, bahkan pukul 7 sudah banyak toko yang tutup dan kendaraan yang melintas sudah sangat jarang. Namun, hal ini sangat berbeda apabila Malam Jumat. Desa Mantingan terutama di sepanjang Makan dan Masjid Sultan Hadlirin sangat ramai. Menurut pantauan kami hingga pukul 23.00 aktivitas kota masih sangat terasa. Toko-toko masih beroprasi dan banyak didirikan PKL di sepanjang jalan. 
Dari pemaparan kami tersebut, Pak Holi selaku dosen memberikan saran dan kritik supaya komponen yang ada disusun kembali sehingga menghasilkan struktur masalah yang sistematis. Kami juga belum menggambarkan harapan yang jelas untuk Desa Mantingan. Kemudian setiap kelompok diharapkan untuk memilih koordinator konsep sebagai yang mengatur konsep persentasi yang ingin disampaikan tiap kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar